Ruang Cerita ceritaperempuan.id

ceritaperempuan.id selalu ingin memfasilitasi ruang aman untuk mendengar dan didengarkan, serta percaya bahwa setiap manusia berkemampuan untuk tumbuh sepajang hidup. Tiga perempuan di balik ceritaperempuan.id, yaitu Prasanti Widyasih, Ayesha Avanti, dan Alamanda Hindersah pun mendapatkan banyak pembelajaran selama menjalani semua ini. Ketiganya berusaha agar setiap apa yang mereka hadapi menjadi momen refleksi untuk diri sendiri maupun ceritaperempuan.id. 

Ardhana Riswarie adalah seorang terapis seni profesional yang banyak bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memberi layanan terapi seni dan seni sebagai terapi. Lewat profesinya pula, dia membantu banyak orang, salah satunya anak-anak di kawasan bencana Lombok dan Banten.  Ia menyadari penuh bagaimana seni sebagai terapi menjadi proses untuk melihat kembali apa yang ada dalam diri kita. Dan, baginya sendiri proses adalah sebuah hal yang selalu maju bertahap sesuai dengan perjalanan hidup masing-masing.

Mellyana Frederika sangat mencintai pekerjaannya. berkarir sebagai Urban and Regional Dynamics Lead di UN Global Pulse Lab, Melly bekerja keras dan terus berkontribusi dalam bidangnya hingga lupa bahwa ia harus menjaga diri sendiri. Maka, perlahan Melly pun belajar serta berproses untuk menyeimbangkan kecintaannya terhadap pekerjaan dan kebutuhan dirinya.

Theoresia Rumthe, seorang penulis puisi yang dikenal lewat bukunya 'Tempat Paling Liar di Muka Bumi' dan 'Cara-cara Paling Tidak Kreatif untuk Mencintai', meninggalkan tanah kelahirannya di Ambon pada usia belia. Dengan keyakinan, dia tiba di Bandung dan berhasil menjalani mimpinya sebagai seorang penyiar dan menemukan keindahan puisi. Selain itu, ternyata hidup sebagai perantau membawa dirinya menghadapi hal-hal baru, terutama memaknai arti dari sebuah rumah.

Sebagai penggiat seni dan creative director dari DRUPADI.ID, Kennya Rinonce dan timnya berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memberi warna di seni pertunjukan bertema perwayangan serta perempuan. Dalam menavigasi diri menghadapi tantangan, terkadang Kennya ingin mundur begitu saja. Namun, selalu ada yang membuatnya kembali melangkah maju dan makin belajar. Pada akhirnya, Kennya menyadari bahwa dirinya harus berhenti sejenak; bukan berhenti dari dunia seni tapi berhenti sejenak untuk mengatur napas dari maraton panjang ini.

Kebaikan bisa datang kapan dan dari siapa pun. Fransisca Anindya menuturkan kisah bagaimana keinginan berbagi yang sederhana dapat mendorong orang lain berbuat kebaikan. Sehari-hari berprofesi sebagai arsitek dan planner di Millimiles Trip, Nindy tak pernah lupa bahwa kebaikan ada di hati siapa saja dan ia fasilitasi melalui 'Buku Untuk Flores', sebuah misi berbagi buku untuk daerah-daerah.