NARA SI NARA Made Naraya
-
- Gesellschaft und Kultur
Nara Si Nara adalah usaha ekspresi sepenuh-penuhnya yang menghubungkan manusia dengan manusia agar bisa bersama-sama belajar dalam berkehidupan. Nara adalah arti literal manusia, sehingga harus terus berproses dalam menjadi Nara itu sendiri.
-
Semboyan Yang Tegas - Sutan Takdir Alisjahbana
Awal dari polemik kebudayaan yang kedua tentang permasalahan arah pendidikan Bangsa Indonesia dengan membedakan kompas Barat dan Timur.
Indonesia sekarang perlu putra-putra yang tajam pikirannya, individu yang mempunyai pemikiran, pandangan dan perasaan sendiri, yang tahu mengemukakan dan mempertahankan kepentingan dan haknya, yang senantiasa berjuang keras memperbaiki kehidupan dan penghidupannya lahir batin. -
Sambungan Zaman - Poerbatjaraka
Saya tidak pernah berkata bahwa generasi baru tidak usah tahu kebudayaan lama. Saya hanya berkata bahwa generasi baru harus bebas, jangan terikat pada kebudayaan lama. Generasi baru harus mengetahui sebanyak mungkin tentang semua kebudayaan dunia dan di dalamnya tentu mencakup kebudayaan nenek moyang sendiri.
-
Menuju Masyarakat dan Kebudayaan Baru (II) - Sutan Takdir Alisjahbana
Pertukaran gagasan yang positif antara Sutan Takdir Alisjahbana dan Sanusi Pane mengenai zaman pra-indonesia serta perbandingan Barat dengan Timur.
-
Persatuan Indonesia - Sanusi Pane
Tentangan pertama dalam gagasan yang ditulis oleh Sutan Takdir Alisjahbana oleh Sanusi Pane khususnya mengenai zaman pra-Indonesia.
-
Menuju Masyarakat dan Kebudayaan Baru - Sutan Takdir Alisjahbana
Babak pertama dalam polemik kebudayaan dimulai oleh tulisan oleh Sutan Takdir Alisjahbana yang ditulis di majalah Pujangga Baru tahun III nomor 2, Agustus, 1935 dengan judul Menuju Masyarakat dan Kebudayaan Baru: Indonesia - Prae Indonesia.
-
Prakata - Membaca Ulang Polemik Kebudayaan
Salam, selamat datang kembali di Narasi Nara.
Hanya seorang Nara yang kembali meluangkan waktu untuk bersiniar sebelum waktu tidurnya. Setelah melewati hiruk pikuk akademik di semester lalu, saya tertarik dengan isu kebudayaan di Indonesia. Isu kebudayaan di Indonesia sudah dipenuhi dengan gejolak bahkan sebelum negara Indonesia itu ada. Oleh karena itu, pada seri kali ini, saya akan menapak tilas pergulatan pemikiran para cendekiawan di tahun 1930an tentang kebudayaan Indonesia. Dengan membaca ulang tulisan mereka, kita bisa merenungkan relevansi pemikiran mereka di masa sekarang. Daripada saya membacanya seorang diri, lebih baik dibuatkan podcast agar bisa didengar kembali bersama-sama dengan kawan pendengar.
Selamat mendengar!