19 Folgen

"Mengena banget!" - Tissa Biani

“Inspiratif! Buku yang dapat memandu dalam perjalanan menuju kesuksesan Anda. —Merry Riana

“Positif! Pembahasannya sangat lengkap, tidak hanya dari segi mental, tetapi juga emosi. Good job! —Tom Mc Ifle

"Gambar diri yang positif adalah sebuah kunci utama untuk bisa mengubah banyak hal dari yang kurang baik menjadi lebih baik" - Intan Avantie
--------
Mungkin topik ini belum pernah Anda dengar sebelumnya. Namun, bukankan kita perlu mendengar rahasia-rahasia yang belum pernah kita dengar?

Kunci Kesuksesan Untuk Merubah Kegagalan Menjadi Keberhasilan‪.‬ Eric Kanadi (Kunci Kesuksesan)

    • Bildung

"Mengena banget!" - Tissa Biani

“Inspiratif! Buku yang dapat memandu dalam perjalanan menuju kesuksesan Anda. —Merry Riana

“Positif! Pembahasannya sangat lengkap, tidak hanya dari segi mental, tetapi juga emosi. Good job! —Tom Mc Ifle

"Gambar diri yang positif adalah sebuah kunci utama untuk bisa mengubah banyak hal dari yang kurang baik menjadi lebih baik" - Intan Avantie
--------
Mungkin topik ini belum pernah Anda dengar sebelumnya. Namun, bukankan kita perlu mendengar rahasia-rahasia yang belum pernah kita dengar?

    Apa Itu Kunci Kesukseksan? Bahas IQ, EQ dan SQ! Buku Kunci Kesuksesan Eric Kanadi

    Apa Itu Kunci Kesukseksan? Bahas IQ, EQ dan SQ! Buku Kunci Kesuksesan Eric Kanadi

    Pendahuluan
    Sadarkah Anda bahwa di sekeliling kita ada banyak sekali kunci kesuksesan? Jumlahnya tidak ter- hingga. Satu kunci kesuksesan dapat membuat
    Anda menjadi orang yang sangat sukses. Satu kunci kesuksesan dapat mengantar Anda menjadi orang yang amat berhasil.

    • 13 Min.
    #18. Anda Yang Sekarang Berbeda Dengan Anda Tahun Lalu! Lupakan Masa Lalu, Mulai Yang Baru, Tunjukan Diri Anda Yang Baru Kepada Dunia!

    #18. Anda Yang Sekarang Berbeda Dengan Anda Tahun Lalu! Lupakan Masa Lalu, Mulai Yang Baru, Tunjukan Diri Anda Yang Baru Kepada Dunia!

    Pergaulan
    Seseorang yang sering di-bully dalam pergaulan dapat membentuk gambar diri negatif.

    Bullying ada banyak ragam, mulai dari tekanan ujaran hingga perundungan fisik. Seseorang yang selalu me- nerima perlakuan berbentuk kebencian lama-lama akan mengendapkan ujaran negatif itu dalam pikirannya.

    Ketika seorang anak hidup dalam ejekan, hinaan, menjadi korban gosip, disisihkan, dilecehkan karena kekurangan fisiknya, dipermalukan di depan umum hingga mengalami ketakutan akut, dan hilang percaya diri, bisa dibayangkan gambaran diri seperti apa yang akan dibuatnya.

    “Aku memang jelek.”

    “Aku memang pantas dihina.” “Aku tidak punya bakat.”

    “Aku memang suka disuruh-suruh.”

    Lama-kelamaan hinaan itu akan diterimanya sebagai kebenaran. Semua hal buruk yang dia terima dianggapnya sebagai kewajaran. Kesalahan orang lain dia terima sebagai akibat kekurangan dirinya. Dia pun tumbuh menjadi dewasa namun rapuh dan memiliki konsep diri negatif.

    Kegagalan Masa Lalu Mengikat Masa Depan Kita
    Para pengusaha sirkus sudah lama tahu rahasia mem- buat gajah agar tetap jinak dan mudah dikendalikan, yaitu dengan mengikat kakinya dengan seutas tali sejak mereka berusia beberapa bulan dan masih lemah. Bagi gajah dewasa, seutas tali sebenarnya tidak dapat menahan kekuatan fisiknya. Hanya dengan sekali langkah, tali akan terputus. Bahkan, pohon tempat tali itu diikatkan juga akan tercabut. Karenanya, para pelatih gajah mulai mengikat kaki gajah sejak mereka masih kecil, kanak-kanak, dan lemah. Pada waktu itu, apabila mereka berusaha mendobrak tali, mereka justru akan kesakitan. Mengapa? Karena tenaganya masih kurang kuat untuk menjebol tali pengikatnya.

    Tali pengikat itu lama-lama akan membentuk gambar diri gajah berupa “saya adalah seekor gajah yang selamanya tidak bisa melepaskan tali ini”. Pengalaman kakinya diikat akan membentuk pola pikir bahwa dia tidak bisa mela- wan tali itu sehingga sekeras apa pun mencoba, yang terlintas di pikirannya hanyalah rasa sakit.

    Kelak ketika gajah ini tumbuh dewasa, berbadan raksasa, dan memiliki gading yang runcing, gambar diri seperti itu akan tetap ada dan melekat dalam pikirannya. Akibatnya, dia tetap tidak mau susah-susah mendobrak tali yang mengikat kakinya meskipun sudah memiliki kekuatan yang cukup besar untuk memutus ratusan tali sekaligus dalam satu sentakan.

    Kegagalan kita di masa lalu dapat mengikat kita seperti seutas tali yang mengikat si gajah.

    Seorang lulusan SMK mesin akhirnya menghapus rencananya untuk membuka bengkel bubut besi karena beberapa kali ditipu pelanggan. Aku tidak cocok buka bisnis, katanya.

    Seorang anak muda berhenti melamar pekerjaan karena lima kali mendaftar di perusahaan, tak satu pun yang membalas.

    Itulah gambaran diri yang terbentuk dari beberapa kegagalan masa lalu. Pengalaman buruk itu seperti tali kekang yang mengikat kaki-kaki gajah. Mereka gagal sekali dua kali dan menganggap bahwa kali ketiga pasti juga akan gagal.

    Anda dapat belajar percaya diri dan membangun gambaran diri yang lebih positif dari sosok Jack Ma. Pendiri dan CEO Alibaba Group ini pun sama seperti Anda, pernah gagal dan berkali-kali ditolak.

    • 6 Min.
    #17. Ayah & Ibu: Penentu Utama Yang Membentuk Gambar Diri Seseorang. Sebanyak 80% Gambar Diri Seseorang Dibentuk Pada Usia 0–5 Tahun.

    #17. Ayah & Ibu: Penentu Utama Yang Membentuk Gambar Diri Seseorang. Sebanyak 80% Gambar Diri Seseorang Dibentuk Pada Usia 0–5 Tahun.

    Orangtua
    Orangtua berperan paling besar dalam membentuk gambar diri seseorang. Merekalah yang paling banyak berinteraksi dengan diri kita dalam masa-masa pem- bentukan kepribadian. Ingat! Sebanyak 80% gambar diri seseorang dibentuk pada usia 0–5 tahun. Jika seorang anak pada usia tersebut sering menerima kritikan, kurang kasih sayang, kurang pujian, dimarahi secara berlebihan, dibanding-bandingkan dengan kakak adiknya, dan merasa tertolak, gambar diri anak tersebut bisa terluka. Sekali saja mereka memberikan label diri negatif pada seorang anak, maka anak tersebut akan menyerapnya dan membawa gambar diri itu hingga dewasa, baik secara sadar maupun tidak sadar.

    Perkataan-perkataan negatif dari orangtua sangatlah memengaruhi gambar diri seorang anak. Contoh perkataan negatif yang sering diucapkan orangtua adalah:

    “Kamu sangat bodoh. Anak sial!”

    “Kamu nakal sekali. Kalau sudah besar kamu pasti gagal.” “Kenapa kamu tidak pintar seperti adikmu?”

    “Nilai kamu paling buruk di sekolah. Bikin orangtua malu saja!”

    “Memang dasar anak tidak tahu diri!” “Bodoh banget, matematika saja tidak bisa!”

    “Papa Mama tidak mau urusan lagi sama kamu. Kamu nakal!”

    “Di antara semua anak Papa, kakakmu yang paling gan- teng dan kamu paling jelek.”

    Jika pada usia pertumbuhan anak menerima perkataan- perkataan pedas seperti di atas, gambar dirinya bisa rusak. Dia akan merasa tertolak, minder, dan kurang percaya diri. Walaupun terdengar sepele, perkataan negatif dapat memengaruhi karier pekerjaannya saat beranjak dewasa.

    Jika Anda pernah menerima perkataan itu dan merasa memiliki gambar diri negatif, jangan khawatir! Gambar diri negatif bisa diubah. Ada solusi untuk menyembuhkannya di akhir bab ini.

    • 2 Min.
    #16. Ayah & Ibu, Pergaulan dan Kegagalan Masa Lalu Menentukan Gambar Diri Anda. Kupas Gambar Dirimu, Buang Yang Negatif Jadi Positif.

    #16. Ayah & Ibu, Pergaulan dan Kegagalan Masa Lalu Menentukan Gambar Diri Anda. Kupas Gambar Dirimu, Buang Yang Negatif Jadi Positif.

    BAGAIMANA GAMBAR DIRI NEGATIF TERBENTUK?
    Sebelum kita melacak bagaimana sebuah gambar diri terbentuk, seperti apakah gambaran diri Anda?

    Apakah Anda melihat diri Anda sebagai orang yang dilahirkan untuk gagal, berantakan, di bawah rata-rata, dan tak memiliki kesempatan untuk berhasil dalam hidup ini? 

    Ingat! Cara Anda memandang diri sendiri sama dengan cara orang lain memandang diri Anda. Mungkin tidak semua orang, namun kebanyakan orang akan memandang Anda sama seperti cara Anda memandang diri Anda sendiri.

    Jika Anda selalu memandang diri negatif, orang di sekitar Anda juga akan cenderung melihat Anda sebagai orang yang negatif. Jika Anda memandang diri sebagai seorang yang lemah, begitulah umumnya orang-orang di sekitar Anda memandang diri Anda.

    Sangat susah bagi orang lain untuk melihat diri Anda secara positif jika Anda tidak memandang diri Anda demikian. Biasanya, hanya orang-orang tertentu, seperti pelatih, pemimpin, mentor, atau sahabat baik yang dapat melihat masa depan Anda secara optimis di tengah rasa pesimis Anda terhadap diri sendiri.

    Cara pandang Anda terhadap diri sendiri adalah cara musuh-musuh Anda memandang diri Anda.

    Dari situ, kita bisa menarik sebuah benang merah yang dapat diurai dengan jelas sehingga terlihat ujung- ujungnya. Ketika seseorang memandang diri kita secara negatif, misalnya dengan lirikan sinis, gaya bicara nyinyir, atau sikap yang mengibas-ngibas supaya kita segera pergi, maka bisa jadi itu karena kita terlebih dulu memandang diri sendiri secara buruk. Maka, kadang-kadang sumber masalahnya memang ada di dalam diri sendiri, bukan karena kedengkian, kesalahan, atau kekurangajaran orang lain.

    Mungkin Anda bertanya, “Mengapa saya memandang diri sendiri secara negatif? Dari mana gambar diri negatif itu datang?”

    Apakah Anda pernah diperlakukan buruk oleh kedua orangtua Anda? Apakah orangtua Anda jarang memuji Anda saat kecil? Apakah Anda pernah dihajar oleh ayah Anda?

    Pernahkah teman-teman satu kelas tidak mengajak Anda ke pesta ulang tahun? Apakah tidak seorang pun yang sudi duduk di samping Anda waktu di sekolah? Pernahkah seseorang menolak dan menghina pendapat Anda ketika Anda memberikan masukan?

    Ingat! Jika diizinkan, perlakuan buruk orang-orang sekitar dapat merusak gambar diri kita. Namun, jangan khawatir. Anda tidak sendirian. Ada begitu banyak orang di Bumi ini yang punya penilaian buruk terhadap dirinya sendiri.

    Munculnya citra diri tidak terjadi tiba-tiba dan terbentuk begitu saja. Gambar diri telah diproses dan dibentuk saat seseorang baru lahir hingga berusia lima tahun. Pada masa-masa ini, 80% kehidupannya membentuk citra diri seperti pahatan tembikar yang semakin terlihat bentuknya, entah indah atau berantakan. Selanjutnya pada usia 5–25 tahun, citra diri itu diperkuat lewat berbagai momen perjalanan hidup. Jika pada masa kecil sudah tertanam benih citra diri negatif, benih ini akan bertumbuh, membesar, dan kadang-kadang mengakar kuat ketika seseorang telah mencapai usia 25 tahun ke atas.

    Jadi, kembali ke pertanyaan semula. Bagaimana gambar diri itu dibentuk? Proses gambar diri terbentuk secara perlahan seperti kecambah yang dimulai saat kita masih kecil. Pembentuk gambaran diri minimal tiga sumber, yaitu:
    1. Orang Tua

    2. Pergaulan

    3. Kegagalan Masa Lalu

    Ikuti terus untuk mengupas lebih dalam.

    • 4 Min.
    #15. Saatnya Orang Indonesia Berkarya Tidak Kalah Dari Orang Bule. Buang Pikiran Yang Salah Sebab "Apa Yang Ada Dalam Pikiran Kita Dapat Menjadi Nyata Dalam Pekerjaan Sehari-Hari"

    #15. Saatnya Orang Indonesia Berkarya Tidak Kalah Dari Orang Bule. Buang Pikiran Yang Salah Sebab "Apa Yang Ada Dalam Pikiran Kita Dapat Menjadi Nyata Dalam Pekerjaan Sehari-Hari"

    Apa yang ada dalam pikiran kita dapat menjadi nyata dalam pekerjaan sehari-hari
    Contohnya, banyak orang Indonesia yang berpikir bahwa orang bule selalu lebih pintar, lebih sukses, dan lebih kaya dari orang Indonesia. Orang Indonesia selalu merasa kalah bersaing, baik karya maupun rupa, dari orang bule, baik bule Amerika maupun Eropa, sehingga dari sini muncul istilah mental inlander.

    Akibat penilaian subjektif seperti ini, pekerjaan yang orang Indonesia tekuni sehari-hari sering kali kalah dari orang bule.

    Pola pikir yang mengatakan bahwa orang bule lebih pintar dari orang Indonesia membatasi rakyat Indonesia untuk menghasilkan karya yang dapat mengalahkan hasil karya negara bagian barat.

    Jika pola pikir ini tidak diubah, seberapa disiplin pun orang tersebut bekerja, akan sangat susah untuk mengalahkan

    penghasilan orang bule. Padahal, banyak orang Indonesia yang pintar, kreatif, dan tidak kalah dari orang bule. Namun, karena pola pikir yang salah, sampai saat ini sangat sedikit atau hampir tidak ada orang Indonesia yang masuk top 10 orang terkaya dunia.

    Jika kita berpikir orang Indonesia tidak bisa mengalahkan penghasilan orang bule, itulah yang akan terjadi dalam hidup kita. Cara untuk membuat penghasilan kita lebih dari orang bule bukanlah dengan bekerja sepuluh kali lipat lebih keras, melainkan dengan membuang kebohongan- kebohongan yang ada dalam pikiran kita.

    • 1 Min.
    #14. Sikap Anda menentukan ketinggian Anda. Namun, apa yang membuat Anda dapat bersikap baik?

    #14. Sikap Anda menentukan ketinggian Anda. Namun, apa yang membuat Anda dapat bersikap baik?

    Sikap Anda menentukan ketinggian Anda. Namun, apa yang membuat Anda dapat bersikap baik?
    Dalam kehidupan bisnis, cara kita bersikap terhadap orang lain menentukan level kesuksesan kita. Kita sering mendengar para ahli bisnis mengatakan “Your attitude will determine your altitude”, yang dalam bahasa Indonesia- nya “Sikap Anda menentukan seberapa tinggi kesukses- an Anda”.

    Ya, orang yang ingin berhubungan bisnis dengan orang yang memiliki sikap kurang baik memang jarang. Kita lebih suka berbisnis atau membeli barang dari orang yang bersikap baik, memiliki karakter menyenangkan, dan penuh kasih. Masalahnya, bagaimana cara untuk dapat bersikap baik kepada orang lain?

    Mengapa di sekeliling kita ada orang-orang yang me- numpahkan kritik dan kata-kata keras kepada orang lain? Mengapa ada orang yang walaupun niatnya baik, selalu memperlakukan orang lain dengan buruk? Sebenarnya, manusia memperlakukan orang lain sama seperti dia memperlakukan dirinya sendiri.

    Orang yang suka mengkritik orang lain adalah orang yang suka mengkritik dirinya sendiri. Orang yang menuntut ekspektasi sangat tinggi hingga tidak realistis terhadap orang lain adalah orang yang juga menuntut ekspektasi “gila” terhadap dirinya sendiri. Orang yang benci kepada orang lain adalah orang yang juga benci kepada kehidupannya sendiri. Kita tidak bisa bersikap baik kepada orang lain jika kita tidak bersikap baik kepada diri kita sendiri. Kita tidak dapat berlaku kasih kepada orang lain jika kita tidak berlaku kasih kepada diri kita sendiri. Kita tidak dapat memberikan kepada orang lain sesuatu yang kita sendiri tidak punya.

    Mengapa sebagian orang berbuat jahat dan berperilaku buruk kepada orang lain? Itu karena mereka memiliki gambar diri yang terluka. Mereka melihat dirinya sebagai orang yang gagal, orang yang tidak bisa apa-apa, dan benci pada kehidupannya. Mereka tidak bisa menerima dirinya apa adanya. Akibatnya, mereka sering menghukum dirinya sendiri karena ekspektasi-ekspektasinya yang tidak tercapai. Akhirnya, mereka pun memperlakukan orang lain dengan buruk untuk melampiaskan apa yang ada dalam dirinya.

    Banyak orang yang sadar bahwa dirinya bersikap kurang baik, namun tidak tahu harus berbuat apa. Banyak orang yang sadar bahwa dirinya harus berubah, namun susah untuk berubah. Banyak orang yang ingin berniat baik, namun selalu gagal. Mereka tahu bahwa sikapnya sangat menentukan tingkat kesuksesan pekerjaannya. Bersikap baik kepada orang lain sangat susah dilakukan jika kita memiliki gambar diri negatif. Bagaimana mungkin kita dapat memperlakukan orang lain dengan baik jika kita memperlakukan diri sendiri dengan buruk?

    Jika selama ini Anda selalu bersikap buruk terhadap orang lain walaupun niat Anda baik, mungkinkah Anda juga memperlakukan diri sendiri dengan buruk? Apakah Anda memandang diri sendiri secara negatif? Jika ya, mari kita sama-sama membuang gambar diri negatif itu dan mulai membangun gambar diri yang positif dan sehat dalam diri kita.

    Ingat! Seberapa tinggi kita akan terbang ditentukan oleh sikap kita terhadap orang lain, dan sikap kita terhadap orang lain otomatis akan berubah baik dimulai dari gambar diri yang sehat.

    • 3 Min.

Top‑Podcasts in Bildung

Eine Stunde History - Deutschlandfunk Nova
Deutschlandfunk Nova
G Spot mit Stefanie Giesinger
Stefanie Giesinger & Studio Bummens
KRÜMELTALK Chaos trifft Herz
Antonia Zimmermann
Easy German: Learn German with native speakers | Deutsch lernen mit Muttersprachlern
Cari, Manuel und das Team von Easy German
Gehirn gehört - Prof. Dr. Volker Busch
Prof. Dr. Volker Busch
Quarks Science Cops
Quarks