![](/assets/artwork/1x1-42817eea7ade52607a760cbee00d1495.gif)
10 Folgen
![](/assets/artwork/1x1-42817eea7ade52607a760cbee00d1495.gif)
Sepukayu Amel Febri
-
- Gesellschaft und Kultur
Sepukayu terlahir dari bapak yang kuat, menciptakan beberapa sepupu, seperti, meja, kursi dan segala yang terbuat dari kayu. Kalian bisa jadi sepupu, cukup mendengar ceritaku yang sudah berlalu, meskipun masih buntu, kita ciptakan cerita baru.
-
Jam Lima Sore
Lantai rumah yang belum pel-pelan sengaja kuhiraukan untuk dapat ngobrol panjang lebar dengan bapak, padahal hari sudah semakin sore, kubiarkan seisi rumah berantakan, biar aku juga punya teman berantakan, tidak selalu sendiri. Entah orang-orang rumah sedang berantakan atau tidak, yang jelas mereka tidak suka aku jadi pemalas.
-
Balik Kanan Untuk Pulang
Kita sedang dibariskan, bersama-sama untuk maju jalan, langkah demi langkah yang salah juga diperbaiki didalam. Tapi yang namanya barisan akan bubar, berbalik arah, jalan ditempat dan ada juga yang tetap tinggal. Selamat untuk yang masih tinggal, berbalik arahlah dengan lapang.
-
Energi Di Bulan Juli
Banyak sekali kemungkinan-kemungkinan kita bila menghentikan perjalanan, entah tujuannya sedikit lagi mau sampai, atau malah sedikit lagi terperosok kedalam lubang yang sangat dalam. Mau tidak mau kita harus menanggung resiko dari jalan yang kita ambil sendiri. Jangan lupa diaspal kalau rusak, biar gak bahaya buat kita berjalan kedepan.
-
Rasa Rumah Kita
Aku tak pernah mengerti tentang apa yang akan terjadi, selepas perkataan dan perbuatanku melesat, menhempas melukai ibu sendiri. Kata maaf sulit terucap, padahal ingin diucapkan berkali-kali. Satupun saja sulit, apa ibu selalu ikhlas memaafkan?, padahal aku terus saja membuatnya marah, sedih, dan luka berulang.
-
Didalam Hati Saja
Aku selalu senang melihat orang-orang menikmati lambaian tangannya saat mendengarkan musik, seolah-olah tak ada beban dipikirannya. Aku juga ingin seperti mereka, tapi kata orang aku tak pandai pakai perasaan saat bernyanyi dan main musik, terkesan kaku.
-
Terhenti Di Empat Hari
Pepohonan tak pernah menjawab saat aku bertanya soal kepulangan, kembali tanpa segenggam mimpi, menyalahkan diri sendiri, sudah menjadi asupan setiap baru bangkit dan mau mengejar lagi.