39 min

12. Tidak Ada Barang Yang Pantas Dicari, Dihindari atau Ditolak Secara Mati-matian Cerita Dari Langgar

    • Society & Culture

Tidak Ada Barang Yang Pantas Dicari, Dihindari Atau Ditolak Secara Mati-Matian

Manusia tidak perlu merasa frustasi dan bertindak melampaui batas serta mengatakan hal-hal yang justru menunjukkan ketidakmampuannya dalam bersyukur. Selain itu, dalam gagasan kawruh jiwa juga menunjukkan akan adanya bungah-susah (gembira-susah) yang bersifat langgeng. Di mana tidak ada kegembiraan yang terus-menerus, dan tidak ada kesedihan yang terus menerus. Keduanya hadir secara bergantian. Sehingga dalam hidup tidak ada yang perlu dikhawatirkan dan dikeluhkan.

Gagasan ini pun sejalan dengan pepatah kuno dari tanah Jawa tentang ‘urip iku mung sawang sinawang, mula aja mung nyawang sing kesawang’, artinya (hidup itu hanya tentang melihat dan dilihat, jadi jangan hanya melihat dari apa yang terlihat).

Pemahaman ini sangat efektif bila dipraktikkan dalam kehidupan untuk membesarkan hati bagi pihak yang tertimpa kesusahan besar, karena ia mengetahui bahwa kesusahannya tidak berkepanjangan dan lebih jauh tidak mudah iri dengan kebahagiaan orang lain.

Oleh karena itu ada ungkapan yang terkenal dari Ki Ageng Suryomentaram,“Di atas bumi dan di kolong langit tidak ada barang yang pantas dicari, dihindari atau ditolak secara mati-matian. Meskipun demikian manusia itu tentu berusaha mati-matian untuk mencari, menghindari atau menolak sesuatu, walaupun itu tidak sepantasnya dicari, ditolak atau dihindarinya.

Bukankah apa yang dicari, atau ditolaknya itu tidak menyebabkan orang bahagia dan senang selamanya, atau celaka dan susah selamanya. Tetapi pada waktu orang menginginkan sesuatu, pasti ia mengira atau berpendapat bahwa jika keinginanku tercapai, tentulah aku bahagia dan senang selamanya, dan jika tidak tercapai tentulah aku celaka dan susah selamanya”.

Tidak Ada Barang Yang Pantas Dicari, Dihindari Atau Ditolak Secara Mati-Matian

Manusia tidak perlu merasa frustasi dan bertindak melampaui batas serta mengatakan hal-hal yang justru menunjukkan ketidakmampuannya dalam bersyukur. Selain itu, dalam gagasan kawruh jiwa juga menunjukkan akan adanya bungah-susah (gembira-susah) yang bersifat langgeng. Di mana tidak ada kegembiraan yang terus-menerus, dan tidak ada kesedihan yang terus menerus. Keduanya hadir secara bergantian. Sehingga dalam hidup tidak ada yang perlu dikhawatirkan dan dikeluhkan.

Gagasan ini pun sejalan dengan pepatah kuno dari tanah Jawa tentang ‘urip iku mung sawang sinawang, mula aja mung nyawang sing kesawang’, artinya (hidup itu hanya tentang melihat dan dilihat, jadi jangan hanya melihat dari apa yang terlihat).

Pemahaman ini sangat efektif bila dipraktikkan dalam kehidupan untuk membesarkan hati bagi pihak yang tertimpa kesusahan besar, karena ia mengetahui bahwa kesusahannya tidak berkepanjangan dan lebih jauh tidak mudah iri dengan kebahagiaan orang lain.

Oleh karena itu ada ungkapan yang terkenal dari Ki Ageng Suryomentaram,“Di atas bumi dan di kolong langit tidak ada barang yang pantas dicari, dihindari atau ditolak secara mati-matian. Meskipun demikian manusia itu tentu berusaha mati-matian untuk mencari, menghindari atau menolak sesuatu, walaupun itu tidak sepantasnya dicari, ditolak atau dihindarinya.

Bukankah apa yang dicari, atau ditolaknya itu tidak menyebabkan orang bahagia dan senang selamanya, atau celaka dan susah selamanya. Tetapi pada waktu orang menginginkan sesuatu, pasti ia mengira atau berpendapat bahwa jika keinginanku tercapai, tentulah aku bahagia dan senang selamanya, dan jika tidak tercapai tentulah aku celaka dan susah selamanya”.

39 min

Top Podcasts In Society & Culture

Dope soz / Дөп сөз
Zhomart Aralbaiuly
Психология с Александрой Яковлевой
Александра Яковлева
Замандас подкаст
Зamandas Podcast
Давай Поговорим
Анна Марчук, Стелла Васильева
Разговорчики по Фрейду
Арсений Володько
Три пункта | Психология и юмор
Три пункта | Психология и юмор