Haii, apa kabar‪?‬ Muhammad Eko Aditya Arie Rusanto

Pertumbuhan populasi manusia yang semakin pesat setiap dekade nya, membawa tuntutan dan efek destruktif bagi lingkungan. Dan berbicara tentang lingkungan sedikit banyaknya akan lekat kaitan nya dengan pertanian sebagai sektor pemenuhan kebutuhan manusia melalui alam. Semakin kesini dampak destruktif tersebut semakin masif selaras dengan populasi yang meningkat, tuntutan produksi pertanian yang semakin banyak, serta berakhir pada kerusakan ruang hidup makhluk hidup yaitu Bumi.

Di sini ekosistem Bumi harus dijaga, keberlanjutan nya harus dilestarikan, upaya konservasi harus digiatkan. Dari saya Arie Rusanto dan Maya Angelita selamat mendengarkan.

Merantau sering diartikan sebagai upaya untuk pergi keluar dari kampung halaman, bagi kalangan anak muda hal ini merupakan sesuatu yang harus dilakukan untuk proses pencarian jati diri. Namun ternyata jika dikupas secara mendalam istilah merantau lebih daripada itu. Tentang kapan harus merantau, kapan harus pulang, dan apa yang dicari dan dibawa sebagai hasil di tanah perantauan. Dan hari raya lebaran merupakan momentum bagi setiap anak perantau untuk mengevaluasi tentang hakikat merantau nya. Yang menjadi pertanyaan dari setiap orang tua "Nak, kapan kamu pulang?".

Jika mendengar kata waras apa yang ada dipikiran mu? Atau saat mendengar kata gila?. Di kondisi pandemi sekarang ini nyatanya bukan hanya kesehatan yang perlu di jaga agar tidak terkena virus corona, namun juga kewarasan agar tidak menjadi gila. Berbagai macam caranya untuk menjaga kewarasan saat dunia benar-benar tidak sepaham. Dan disini di genggaman mu sekarang, yang sebentar lagi kamu dengarkan, merupakan salah satu caranya : Dengan bercerita.