Rara Ayu Ayu Dewanti

Tunas ketika ditopang dengan benar, maka tumbuh dan bentuknya mengikuti sesuai arah penopang kan?

Penopang yang baik selalu memberikan kita nasihat atau pendapatnya yang baik, maybe with experience his life kita belajar. Ga gampang nyerah contohnya.

Bukankah dunia ini adalah tentang dua sisi muka? Seperti adanya perjumpaan
pasti juga perpisahan adalah niscaya? Jika ada jalan pasti akan ada persimpangan dan sejauh
apapun perjalanan pasti terbatasi samudera. Itulah realita dan karena itu kita mendewasa.
Akan selalu ada pilihan apakah itu adalah “pelarian” atau “penantian”, yang semua itu diikuti
oleh suatu bentuk “kesempatan” jika kita telah menjadi lebih bijaksana. Kesempatan yang
dapat kita gunakan untuk memulai semuanya baru atau membentuk kembali cinta lama.
Apapun pilihan kita cukup ingatlah, cinta adalah seperti bulan di sepinya malam, tak perlu
terlalu terang asalkan tidak kunjung padam dan selalu ada.

Kunci untuk selalu bersyukur adalah selalu menata hati. Jangan pernah tinggi
pengharapan. Sisakan ruang untuk kesedihan diantara ruang kegembiraan, sebagaimana setiap
kita pasti pernah mengalami kesedihan. Seperti rumput yang tidak pernah iri kepada pohon
kelapa yang tinggi, karena rumput ingat ketika dia masih benih dia sudah terbang menjelajah
angkasa bersama angin. Sebaliknya, tunas kelapa hanya menjelajah dunia bersama aliran air
kotor di sungai banjir. Juga ingatlah air yang tidak pernah iri kepada awan, sebab itu hanya
masalah waktu dan masa. Semua air pasti akan menguap menjadi awan begitu juga semua
awan pasti akan turun ke tanah menjadi hujan.

Hidup adalah ibarat kita melukis kanvas dengan cat minyak, tidak dapat dihapus dan
tidak harus bagus. Seperti juga apa yang telah kita lakukan dalam hidup, kita tidak dapat
mengulang waktu untuk memperbaikinya. Juga, tidak semua diharuskan memiliki bakat yang
sama, sebagian orang berbakat melukis surealis, sebagian yang lain berbakat dalam seni
abstrak. Tapi yang paling penting adalah jadikan lukisan itu menjadi bermakna. Begitu juga
dengan hidup kita, jadikan itu selalu bermakna.

Apapun masalah yang kita alami, tidak salah jika kita justru menjadi sadar
betapa kecil diri kita dihadapan Dia Yang Maha Besar. Jika kita merasa lelah, tertekan, semisal
kita dalam masalah, coba berjalanlah ketempat yang tertinggi. Lihatlah bahwa dunia ini luas,
lebih luas dari apapun yang menghimpit.

Lagu dapat menjadi indah jika itu merepresentasikan berbagai
macam suasana hati kita. Ketika sedih dan galau, kita nyaman mendengarkan lagu yang
mengharu biru. Ketika bahagia, kita nikmat mendengarkan lagu yang ceria. Tapi pernahkah kita
memikirkan, bahwa Tuhan adalah komponis Yang Maha Sempurna? Komponis yang mengarang
melodi lagu kehidupan yang murni tanpa syair yang mengalun indah. Lalu, bagaimana dengan
kita? Kita adalah penulis lirik lagu kita sendiri berdasarkan melodi yang Tuhan berikan.