Kencan Dengan Tuhan

Danang Kurniawan
Kencan Dengan Tuhan Podcast

Renungan harian Katolik dengan merefleksikan ayat Kitab Suci. Renungan ini disusun oleh Bapak Dodi Albertus dan telah lama viral di jagat WA Grup, kini hadir dalam media audio digital. selamat mendengarkan. Untuk kritik dan saran dapat dikirimkan ke email kencandengantuhan@gmail.com

  1. Edisi Hari Rabu, 25 September 2024 - Mengasihi Tuhan dan Sesama

    1 DAY AGO

    Edisi Hari Rabu, 25 September 2024 - Mengasihi Tuhan dan Sesama

    Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 25 September 2024 Bacaan: "Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar." (Matius 5:44-45) Renungan: Kisah kesembuhan Naaman bermula dari iman dan kebaikan hati seorang gadis Israel yang pada waktu itu merupakan seorang budak. Gadis ini bekerja sebagai pelayan pribadi istri Naaman. Gadis inilah yang memberikan saran kepada sang nyonya agar tuannya dipertemukan dengan Nabi Elisa. Kita dapat segera menyadari iman yang dimilikinya kepada Tuhan ketika dia melakukan hal ini. Dia percaya bahwa kuasa Tuhan yang ada melalui Nabi Elisa sangat mampu untuk menyembuhkan penyakit kusta sang tuan. Meskipun sang gadis dibawa ke Aram dan harus hidup di antara para penyembah berhala, ia tetap berpegang teguh pada imannya sendiri dan membagikan pengetahuannya tentang Tuhan lewat kesaksian yang diberikannya kepada nyonyanya. Kecintaannya pada Tuhan mengilhami dia juga untuk mencintai majikannya dan memenangkan kasih sayang dan kepercayaan mereka terhadap dirinya. Gadis kecil ini diculik dari negeri Israel secara paksa dan dijadikan hamba bagi orang Aram. Bisakah kita bayangkan nasib keluarganya? Entah apakah kedua orang tuanya masih hidup atau dibunuh oleh tentara Aram. Sang gadis sudah melalui berbagai kemalangan, ketakutan, kesakitan, dan harga diri yang dirusak ketika ia dipaksa menjalani kehidupan sebagai seorang budak yang tidak lagi memiliki kehendak bebas. Tetapi lihatlah apa yang dia perbuat! Dia tetap memiliki hati yang mulia dan iman yang kuat. Mari kita teladani gadis muda yang namanya tidak pernah disebutkan ini. Di tengah kegelapan yang pekat yang diisi berbagai kesusahan dan kesedihan, hatinya tetap mengasihi Tuhan dan sesamanya dengan tulus! Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, berilah aku kemampuan untuk mempertahankan imanku di tengah lingkungan yang belum mengenal Engkau, karena aku ingin menjadi berkat bagi mereka. Amin. (Dod).

    4 min
  2. Edisi Hari Selasa, 24 September 2024 - Tali Kekang Perkataan

    1 DAY AGO

    Edisi Hari Selasa, 24 September 2024 - Tali Kekang Perkataan

    Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 24 September 2024 Bacaan: "Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapa pun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar." (Yakobus 3:5) Renungan: Berhati-hatilah dengan lidah kita. Firman Tuhan mengatakan bahwa lidah adalah anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara besar, baik perkara yang membangun kehidupan seseorang, ataukah perkara menaburkan kepahitan dan luka hati. Dengan demikian, jadilah bijak dalam berkata-kata. Jauhilah perkataan-perkataan yang tajam di dalam kosa kata kita, dan belajarlah untuk berkomunikasi dengan baik dan benar sehingga kita tidak melihat perlunya mempergunakan perkataan-perkataan yang tajam dan menusuk hati untuk melampiaskan kemarahan ataupun kekesalan hati kita. Memang tidaklah mudah untuk mengekang lidah, namun bukan berarti kita tidak mampu untuk melakukannya. Yakobus memberikan contoh tentang tali kekang pada kuda yang harus diatur dan dipegang oleh si penunggang, sehingga ia dapat mengendalikan seluruh tubuhnya. Pertanyaannya, siapakah si penunggang kuda yang mengontrol lidah kita? Apakah diri kita, ataukah firman Tuhan? Jika kita belajar untuk membiarkan Tuhan menjadi pemegang tali kekang perkataan kita, maka kita akan memiliki kepekaan yang lebih tajam ketika perkataan kita menyakiti seseorang. Demikian pula, ketika kita disakiti, kita lebih mampu untuk mengontrol rasa sakit hati kita dengan bereaksi lebih cepat untuk melepaskan pengampunan, sebelum Iblis muncul mengambil kesempatan di dalam kesempitan. Jika saat ini kita berada dalam situasi yang tersakiti dengan perkataan orang lain, ingatlah bahwa kita pun memiliki catatan sejarah kehidupan menyakiti orang lain. Jadi ampunilah karena betapa ruginya diri kita ketika menyimpan kesalahan orang lain. Jika saat ini kita di pihak yang menyakiti karena kita tidak dapat mengontrol emosi kita, perhatikanlah, dan belajarlah dari tugas seorang customer service di mana mereka dituntut oleh perusahaan untuk tetap memakai kata-kata yang baik dan sopan, sekalipun mereka diperhadapkan pada customer yang menyebalkan dan marah-marah kepadanya. Mereka bisa melakukannya karena sudah terlatih. Mengapakah kita tidak melatih diri kita menjadi Customer Service Kerajaan Sorga? Akhirnya, hikmat kesadaran kita yang tinggi akan jabatan kita sebagai anak-anak Tuhan akan memberikan kita kekuatan rohani untuk mengontrol perkataan lidah kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, berilah aku kemampuan untuk mengendalikan lidahku, agar aku tidak ceroboh dalam berkata-kata yang dapat menyakiti hati orang lain. Amin. (Dod).

    6 min
  3. Edisi Hari Senin, 23 September 2024 - Pendukung Terbaik

    2 DAYS AGO

    Edisi Hari Senin, 23 September 2024 - Pendukung Terbaik

    Kencan Dengan Tuhan - Senin, 23 September 2024 Bacaan: TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." (Kejadian 2:18) Renungan: Apakah ada masalah yang dialami Daud ketika ia telah memperistri Batsyeba? Nubuat Nabi Natan mengenai peringatan yang diterima Daud digenapi. "Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya...." (2 Sam 12:10). Dalam masa-masa seperti inilah Batsyeba turut menyertai Daud. Ia menjadi penopang bagi Daud, bahkan ketika konflik melanda keluarganya, yang harus menghadapi setiap konsekuensi akibat perbuatan Daud yang jahat di mata Tuhan. Berikut beberapa hal yang dipaparkan di dalam Alkitab mengenai konsekuensi tersebut. Di antaranya: Batsyeba harus rela kehilangan anaknya; Amnon memperkosa Tamar, adiknya; Amnon dibunuh oleh Absalom; pemberontakan anaknya, yaitu Absalom dan kematiannya, karena hal ini mereka harus meninggalkan Yerusalem; ditolak oleh masyarakat bahkan dicemooh; dan pemberontakan Seba. Dalam menghadapi situasi-situasi sulit seperti inilah Batsyeba turut menopang Daud melalui hari-harinya yang berat. Tidak ada seorang permaisuri yang mengharapkan keadaan yang semakin sulit tatkala ia telah masuk dalam bagian keluarga kerajaan, tetapi Batsyeba mengalaminya. Namun ia bertahan sampai keadaan menjadi pulih. Besar kemungkinan karena kesetiaannya inilah, sehingga Daud mengangkat Salomo, anak dari Batsyeba yang menjadi raja. Bukan anak dari istrinya yang lain. Di dalam menghadapi krisis, seorang yang beriman pun bisa sulit untuk menerima keadaan buruk yang menimpanya. Kadang kita tidak tahu bagaimana menerapkan iman dalam situasi sulit tersebut, karena memang tidak mudah untuk melaluinya. Bagaimanakah tindakan tindakan para istri terhadap suami yang sedang mengalami konflik besar di dalam tugas-tugasnya? Mungkin banyak yang menguatkan suaminya, tetapi tidak jarang ada yang bersikap dingin, bahkan ada yang memilih untuk meninggalkan suaminya. Konflik memang tidak mudah untuk dihadapi tetapi tidak selalu berakibat buruk bagi kehidupan. Sebaliknya, konflik tersebut berpotensi di dalam memurnikan cinta kita jika kita memilih untuk berjuang sampai keadaan menjadi pulih. Sebagai wanita pengikut Yesus, pilihlah untuk menjadi penopang bagi suami bahkan di saat situasi menjadi semakin sulit. Dengan demikianlah para istri memenuhi perintah Tuhan. "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." (Kej 2:18). Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, terima kasih untuk para suami yang Engkau berikan pada para istri. Dengan pertolongan-Mu, mampukanlah para istri untuk menjadi penolong yang sepadan bagi para suami, teristimewa di dalam masa-masa yang sukar. Amin. (Dod).

    6 min
  4. Edisi Hari Minggu, 22 September 2024 - Kebebasan untuk memilih

    4 DAYS AGO

    Edisi Hari Minggu, 22 September 2024 - Kebebasan untuk memilih

    Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 22 September 2024 Bacaan: "Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita." (Roma 8:37) Renungan: Viktor Frankl adalah seorang keturunan Yahudi yang lahir pada tanggal 26 Maret 1905 di Wina, Austria. Setelah besar, ia mulai menunjukkan minat pada psikiatri. Dan pada usia 25 tahun, ia menjadi seorang dokter medis yang berhasil di Wina. Tetapi tahun 1942, empat tahun setelah serbuan Nazi ke Austria, ia ditangkap bersama orang-orang Yahudi lainnya dan ditempatkan di kamp konsentrasi. Di sana ia mengalami penderitaan dan ketakutan yang tidak terucapkan dan ia kehilangan seluruh keluarganya: istrinya yang hamil, orang tuanya, dan saudara laki-lakinya. Sebagian besar teman sepenjaranya dibunuh. Namun Frankl tidak, ia dapat bertahan hidup di kamp konsentrasi, bahkan menghibur orang-orang lainnya. Akhirnya, setelah 2,5 tahun mendekam di kamp konsentrasi, Frankl dibebaskan oleh tentara Amerika, lalu ia kembali ke Wina. Setelah perang usai, ia bertekad menggunakan pengalamannya di kamp konsentrasi untuk menolong orang lain. Ia kembali ke bangku sekolah dan memperoleh gelar doktor. Frankl juga menjadi terkenal sebagai pendiri Logoterapi, yang sering disebut sebagai Sekolah Psikoterapi Wina Ketiga. Sampai ia berusia 85 tahun, Frankl mengajar di Wina sebagai seorang Professor neurologi dan psikiatri. la telah memberikan kuliah di 209 universitas di lima benua. Ia menerima 29 gelar doktor kehormatan dan memiliki lebih dari 150 buku yang ditulis tentang diri dan pekerjaannya dalam 15 bahasa yang berbeda. Frankl meninggal pada tanggal 2 September 1997 di Wina, dalam usia 92 tahun. Frankl adalah salah satu contoh orang yang mempunyai daya juang tinggi. Walau ia telah banyak mengalami penderitaan dalam hidupnya, namun ia tetap bertahan dan menjadi berkat bagi orang lain! Berdasarkan pengalaman hidupnya di kamp konsentrasi, Frankl menyimpulkan bahwa apa pun penderitaan yang dialami seseorang, ia masih tetap punya kebebasan untuk memilih sikapnya. Dalam keadaan sesulit apa pun, kita masih punya kebebasan untuk memilih sikap kita, apakah kita akan menyerah ataukah kita tetap bertahan demi meraih masa depan yang lebih baik, bahkan menjadi berkat bagi orang lain. Hendaklah kita memilih untuk tetap bertahan! Sebab bersama Tuhan Yesus kita pasti mampu mengatasi semua tantangan hidup. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, ajarilah aku menyadari bahwa bersama Engkau aku mampu mengatasi setiap persoalan hidupku. Amin. (Dod).

    6 min
  5. Edisi Hari Sabtu, 21 September 2024 - Belajar dari Kesalahan

    4 DAYS AGO

    Edisi Hari Sabtu, 21 September 2024 - Belajar dari Kesalahan

    Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 21 September 2024 Bacaan: "Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah." (1 Korintus 1:27-29) Renungan: Menara Pisa memiliki 294 anak tangga dan dibangun dalam tiga tahap. Tahap pertama dimulai pada tahun 1173. Setelah itu pembangunan dihentikan karena pada tahun kelima, menara sudah mulai miring ke arah selatan. Pekerjaan pembangunan menara dihentikan hingga kira-kira selama 100 tahun. Sebelum tahun 1272, tahap kedua dilaksanakan. Tinggi menara ditambah menjadi 4 tingkat dengan arah yang berlawanan dengan harapan menara dapat tegak kembali seperti rancangan yang sebenarnya. Namun pembangunan itu dihentikan lagi karena tanah yang ada di sekitar area bangunan menara tidak stabil. Pembangunan dilanjutkan pada tahap ketiga, yaitu tahun 1360. Pada pembangunan terakhir ini dibangunlah ruang lonceng pada puncak menara, dan Menara Pisa mendapatkan bentuknya seperti apa yang sekarang kita lihat. Suatu menara yang menjadi objek wisata utama di Italia. Setiap manusia tidak pernah lepas dari yang namanya kesalahan. Pembuat Menara Pisa tidak pernah menyangka bahwa menara yang awalnya dirancang untuk berdiri tegak lurus akan menjadi miring. Mungkin pada waktu itu ia mengalami rasa kesal atau kecewa, karena banyak biaya yang sudah dipersiapkan tetapi hasil pekerjaannya malah mengalami kegagalan. Namun siapa yang menyangka, setelah pembangunan kembali dilanjutkan sekitar 100 tahun kemudian, menara ini mendapatkan perhatian lebih. Namanya menjadi sangat terkenal dan mendunia karena kemiringannya yang unik, namun tidak membuatnya roboh. Kesalahan apa yang pernah kita perbuat di dalam hidup ini? Jangan pernah putus asa dan terus-menerus menyesalinya! Keadaan tidak akan menjadi lebih baik dengan tangisan dan penyesalan kita. Yang harus kita lakukan adalah memperbaiki kesalahan kita lewat perbuatan yang lebih baik lagi. Jika Menara Pisa tidak dilanjutkan pembangunannya, menara itu hanya akan menjadi tumpukan bangunan yang gagal dan terbengkalai. Namun ketika ada usaha untuk tetap berjuang dan membenahinya, hasil yang diperoleh sungguh luar biasa. Sebuah ikon Italia yang tidak akan pernah dilupakan. Mari kita tetap berjuang untuk memperbaiki setiap kesalahan yang pernah kita perbuat, dan jangan terus menyesalinya! Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, sering kali aku gagal dan terkadang melakukan kesalahan terhadap orang lain. Bantulah aku Tuhan untuk bisa berubah menjadi lebih baik. Amin. (Dod).

    7 min
  6. Edisi Hari Jumat, 20 September 2024 - Biarkan Roh Kudus Mengubah Hati Kita

    5 DAYS AGO

    Edisi Hari Jumat, 20 September 2024 - Biarkan Roh Kudus Mengubah Hati Kita

    Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 20 September 2024 Bacaan: "Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu?" (Yakobus 4:1) Renungan: Suatu ketika ada seekor beruang baru keluar dari sungai dan hendak menyantap seekor ikan gabus yang ditangkapnya. Namun, beruang itu belum memakannya, tiba-tiba muncul seekor beruang lain dan mencoba merebut ikan itu. Beruang yang pertama tidak mau mengalah, ia melawan sehingga terjadilah perkelahian di antara dua beruang itu. Saat terlibat perkelahian yang seru, kedua beruang itu tidak menyadari kalau ikan gabus yang mereka tangkap sedang meronta-ronta berusaha masuk kembali ke dalam air. Ikan itu berhasil mencapai air dan pergi meninggalkan mereka yang masih berkelahi. Setelah perseteruan mereka berhenti, mereka mencari ikan itu namun sudah tidak ditemukan lagi. Kisah dua ekor beruang ini menggambarkan sifat manusia yang egois. Keegoisan adalah sifat duniawi manusia yang masih hidup dalam hawa nafsu kedagingan. Masing-masing hanya mementingkan kepuasan diri sendiri tanpa memerhatikan orang lain, sehingga pada akhirnya berkat yang datang kepada mereka menghilang. Tuhan mengajarkan kita untuk saling berbagi dan saling memerhatikan satu sama lainnya. Selalu memberi dan bukan hanya meminta. Aktif di dalam berbagi dan pasif di dalam menerima. Itulah kehidupan iman Kristen yang sesungguhnya. Beruang merupakan hewan yang tidak mengerti indahnya hidup berbagi. Tetapi kita manusia, telah diajarkan oleh Tuhan untuk menunjukkan belas kasihan di dalam hidup bersama. Hubungan kita dengan Tuhan, akan menuntun sikap kita menjadi semakin dewasa. Roh Kudus akan membimbing kita, sehingga segala kedagingan seperti itu akan dimatikan dan diganti dengan kasih Yesus yang penuh kemurahan. Untuk itu, jangan keraskan hati kita. Biarkan Roh Kudus mengubah hati kita. Jika kita menyerahkan hidup kita dipimpin oleh Roh Kudus, maka segala sifat kedagingan kita dapat ditaklukkan. Sebab tidak ada yang dapat menghilangkan keegoisan di dalam diri manusia selain daripada kasih Tuhan yang bekerja di dalam hati kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, mulai saat ini aku tidak mau menjadi orang yang egois. Kiranya Roh Kudus menuntunku pada pertumbuhan rohani yang semakin dewasa. Amin. (Dod).

    5 min
  7. Edisi Hari Kamis, 19 September 2024 - Miliki Harapan untuk Wujudkan Impian

    18 SEPT

    Edisi Hari Kamis, 19 September 2024 - Miliki Harapan untuk Wujudkan Impian

    Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 19 September 2024 Bacaan: "Harapan yang tertunda menyedihkan hati, tetapi keinginan yang terpenuhi adalah pohon kehidupan." (Amsal 13:12) Renungan: Wilma Glodean Rudolph, dilahirkan pada tanggal 23 Juni 1940 dalam keluarga yang sangat miskin. la anak ke-20 dari 22 bersaudara. Ayahnya bekerja sebagai kuli angkut barang di perusahaan kereta api, sedangkan sang ibu bekerja sebagai tukang masak dan pencuci baju. Saat berusia 4 tahun, Wilma mengalami radang paru-paru disertai demam tinggi, sehingga menyebabkan kakinya mengalami kelumpuhan karena polio. Dokter menyatakan bahwa selamanya ia tidak akan pernah berjalan lagi. Untuk itu, kedua kakinya harus menggunakan kruk. Lama kelamaan kakinya terlihat semakin mengecil. Namun, Wilma tidak pernah menyerah dengan keadaannya. Walau ribuan kali terjatuh, ia terus mencoba untuk berdiri. Suatu saat, ia nekat melanggar nasihat dokter, dengan membuang tongkatnya dan melakukan langkah pertama, yang menurut dokter tidak akan pernah dapat dilakukan olehnya. Ketika itu, ia menginjak usia 9 tahun. Selama 3 tahun, ia terus mencoba untuk melangkah, berjalan, bahkan berlari. Dan pada saat usianya 13 tahun, ia mengikuti perlombaan lari untuk kali pertama. Namun, ia kalah. Meski demikian, Wilma tak lantas putus asa. Sejak saat itu, ia terus mengikuti pertandingan di ratusan lomba lari. dan ratusan kali pula ia mengalami kekalahan. Hingga suatu hari, ia berhasil memenangkan perlombaan lari dalam suatu kejuaraan negara bagian, yang membuatnya meraih beasiswa untuk kuliah. Di sanalah ia bertemu dengan seorang pelatih atletik bernama Ed Temple. Di bawah bimbingan Ed, Wilma terus melatih fisiknya, mengatasi berbagai rintangan, mengikuti lebih banyak lagi perlombaan lari, terus melaju hingga sejarah mencatatnya sebagai seorang pemenang. Ketika membaca kisah Wilma, mustahil rasanya memercayai bahwa seorang yang tadinya divonis tidak dapat berjalan untuk selamanya, mampu mengukir sejarah dengan prestasi yang gemilang. Tetapi inilah kenyataannya! Wilma mampu membuktikan kepada dunia bahwa situasi dan kondisi seperti apa pun tidak mampu menghentikan langkahnya dalam mewujudkan impiannya. Sudahkah kita berusaha keras, sekeras usaha Wilma di dalam mewujudkan impian? Jangan biarkan impian kita terkungkung di dalam memori tanpa aksı. Walau sering terjatuh, teruslah berlari sampai langkah terhenti di garis finish. Jatuh bukanlah tanda kegagalan! Terjatuh dan tidak mau bangkit lagi, inilah kegagalan yang sesungguhnya. Jadi, jangan terburu-buru menyerah dan berputus asa ketika situasi seakan tak bersahabat, kondisi tak memungkinkan, atau saat orang lain meragukan kemampuan kita. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, aku menyerahkan seluruh hidupku kepada-Mu. Kuatkan dan hiburlah hatiku, agar aku bisa mewujudkan impianku. Amin. (Dod).

    6 min
  8. Edisi Hari Rabu, 18 September 2024 - Hati yang mau Memberi

    17 SEPT

    Edisi Hari Rabu, 18 September 2024 - Hati yang mau Memberi

    Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 18 September 2024 Bacaan: "Orang yang kikir tergesa-gesa mengejar harta, dan tidak mengetahui bahwa ia akan mengalami kekurangan." (Amsal 28:22) Renungan: Daniel Dancer, salah satu orang Inggris yang terkenal pelit, meninggal pada tanggal 30 September 1794. la adalah generasi ketiga dari orang pelit, sifat pelit kakek dan ayahnya menurun kepadanya. Meskipun memiliki tanah dan pemasukan tahunan yang banyak, ia hanya makan sekali dalam sehari. la tidur di atas karung dan memakai baju rombeng. Sekali dalam setahun ia membeli baju, itu pun baju bekas. Merasa sayang untuk memakai penerangan, terkadang ia duduk dalam kegelapan. la sangat kuatir orang akan merampoknya, sehingga ia memasang perangkap di depan pintu rumahnya serta menaruh penghalang agar rumahnya lebih aman. Jika keluar atau masuk rumah, ia tidak melalui pintu masuk, melainkan memanjat lewat atas dengan menggunakan tangga. Jika ia pergi, tangga itu akan disembunyikan. Merasa tidak aman untuk menyimpan uang di dalam rumah, ia selalu mencari tempat yang sepi dan gelap untuk menyembunyikan uangnya. Kadang-kadang ia menyembunyikan uangnya di bawah tumpukan pupuk. Pada tahun 1766, saudara perempuannya yang bertugas menjaga serta membersihkan rumahnya, jatuh sakit hingga sekarat. Tetapi ia menolak untuk memanggil dokter dengan berkata, "Mengapa aku harus memboroskan uangku untuk menghalangi kehendak yang di atas? Jika memang waktunya sudah tiba, tidak ada seorang pun yang bisa menyelamatkan dia dari kematian." Seperti Daniel Dancer, di dunia ini tidak sedikit orang yang memandang uang dan kekayaan sebagai sesuatu yang lebih berharga dari segalanya. Begitu berharganya kekayaan tersebut dalam penilaian sebagian orang, sehingga mereka merasa sayang untuk mengeluarkannya meskipun untuk hal yang sangat penting. Padahal Tuhan Yesus mengajarkan kepada para pengikutNya untuk tolong-menolong, peduli dan suka memberi. Tetapi di dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang kikir, yang tangannya selalu tergenggam alias tidak mau memberi. Memberi adalah tantangan paling berat bagi orang kikir, karena ia berpikir bahwa dengan memberi, maka hartanya akan berkurang. Ini adalah prinsip yang sangat bertolak belakang dengan firman Tuhan. Pkh 11:1 berbunyi, "Lemparkanlah rotimu ke air, maka engkau akan mendapatnya kembali lama setelah itu." Sadarilah bahwa semua berkat yang kita dapatkan adalah pemberian Tuhan dan kita bertanggung jawab untuk mengelolanya sesuai kehendak-Nya. Jika berpatokan pada kebutuhan hidup yang kian hari kian bertambah, maka kita tidak akan pernah bisa memberi. Tetapi kita pasti bisa memberi jika kita memutuskan untuk melakukannya. Tuhan Yesus memberkati. Doa: Tuhan Yesus, berilah aku hati yang mau memberi dan mau menolong sesamaku melalui apa yang Engkau percayakan padaku. Sehingga aku dapat menjadi kepanjangan berkat-Mu bagi sesamaku. Amin. (Dod).

    6 min

About

Renungan harian Katolik dengan merefleksikan ayat Kitab Suci. Renungan ini disusun oleh Bapak Dodi Albertus dan telah lama viral di jagat WA Grup, kini hadir dalam media audio digital. selamat mendengarkan. Untuk kritik dan saran dapat dikirimkan ke email kencandengantuhan@gmail.com

To listen to explicit episodes, sign in.

Stay up to date with this show

Sign in or sign up to follow shows, save episodes and get the latest updates.

Select a country or region

Africa, Middle East, and India

Asia Pacific

Europe

Latin America and the Caribbean

The United States and Canada