Episode 166. Diskusi Sejarah Nusantara: Karakteristik Candi era Majapahit dan Suksesi Takhta Singosari

PERIPODCAST

Sartono Kartodirdjo, tokoh yang dikenal orang banyak sebagai “Begawan Sejarah Indonesia”, suatu kali menulis, “Orang Indonesia zaman prasejarah dengan perahu-perahunya yang sederhana telah mengarungi Samudra yang luas … laut-laut di Indonesia tidak merupakan penghalang, malah menjadi penghubung.” Melalui kalimat tersebut, Pak Sartono ingin menggambarkan betapa orang-orang yang mendiami kepulauan Indonesia melihat bahwa bentang alamnya bukan menjadi penghalang untuk mengusahakan hubungan antarpulau. Imajinasi Indonesia yang bentang alamnya berupa kepulauan ini rupanya sudah disadari sejak zaman kuno. Kita biasa menggunakan kata “nusantara” untuk menggambarkan bentang alam kepulauan Indonesia di masa sekarang. Jika menelusuri sejarahnya, konon kata “nusantara” paling awal ditemukan dalam prasasti masa Kerajaan Singosari, yaitu dalam prasasti Mūla Malurung yang bertarikh sekitar 1255 Masehi. Prasasti itu sendiri menyebutkan penguasa kerajaan-kerajaan di daerah wilayah Kerajaan Singasari. Pada periode Kerajaan Majapahit, kata “nusantara” sendiri merujuk pada pulau-pulau yang berada di luar wilayah Majapahit. Kali ini, Periplus mencoba memberikan ruang reflektif dari sejarah kuno Nusantara, khususnya pada masa Kerajaan Singosari dan Majapahit, dua kerajaan yang secara umum diasosiasikan dengan kejayaan Nusantara. Melalui diskusi sejarah nusantara ini, kita diajak oleh @asisichannel & @heraldvdl mencecap sari kebijaksanaan dari apa yang terjadi di Nusantara klasik, baik candinya, kisahnya, bahkan intrik politik di baliknya.

Pour écouter des épisodes au contenu explicite, connectez‑vous.

Recevez les dernières actualités sur cette émission

Connectez‑vous ou inscrivez‑vous pour suivre des émissions, enregistrer des épisodes et recevoir les dernières actualités.

Choisissez un pays ou une région

Afrique, Moyen‑Orient et Inde

Asie‑Pacifique

Europe

Amérique latine et Caraïbes

États‑Unis et Canada