Voices or Noises Voices or Noises

Bom Makassar yang terjadi beberapa minggu lalu kembali membuka luka lama bagi kami – Nita, Irma, Rudi, yang mengalami tragedi serupa yaitu Tragedi Pengeboman Gereja di Surabaya pada 2018. Aksi yang dilancarkan di tiga gereja itu menjadi teror mencekam di Kota Pahlawan ini. Bahkan wali kota saat itu segera meliburkan para siswa. Mall-mall jadi sepi. Keluar rumah adalah hal yang jadi menakutkan saat itu.

Setahun kemudian, kami berkesempatan datang dalam acara refleksi peristiwa tersebut yang juga dilangsungkan di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, lokasi yang juga dibom pada peristiwa itu. Banyak elemen masyarakat yang hadir dalam acara itu, tak terkecuali tokoh lintas agama. Mendengar cerita para korban membuat kami merinding, bagaimana bisa itu terjadi.

Setelahnya, pihak gereja juga menyediakan “buka bersama” bagi para muslim yang sedang beribadah. Rasanya “berbeda” karena kami berbuka puasa di dalam gereja, di ruang yang sama tempat salib digantung dan beberapa muslim – juga dengan atributnya seperti kerudung dan peci, dengan nyamannya berbuka puasa di sini.

Kami jadi merefleksikan banyak hal dari tragedi kemanusiaan ini. Realitas beragama dalam masyarakat ini masih saja menjadi kian pelik. Kehadiran media sosialnya dengan eco-chamber-nya turut menyuburkan praktik untuk hanya menyetujui dan mendukung yang “sepemikiran” dengan kita. Kita jadi mengabaikan perspektif yang bersebrangan. “Kebenaran hanya milik kelompok kita, yang lain adalah salah!”

Jadi, is it voices or noises?

#IndonesiaBaik #Toleransi #IndahnyaKeberagaman #PenebarKebaikan #LombaIndonesiaBaikKBR

Dokumen: Pribadi

Beberapa pihak menuding dampak KBGO tidak senyata dampak kekerasan seksual langsung. KBGO sendiri tergolong dalam pelecehan non-fisik dalam RUU PKS. Episode ini akan secara spesifik memaparkan kasus sekstorsi yang mengincar anak-anak, revenge porn, kriminalisasi korban KBGO dengan UU ITE, pelecehan seksual daring termasuk dalam dating apps, pengambilan foto diam-diam, dan tantangan KBGO selanjutnya di Indonesia dengan adanya aplikasi Deepfake. So, is it voices or noises? - Nita

Kekerasan seksual dapat terjadi di mana-mana, apalagi di ruang publik. Ia bisa muncul di jalan, kendaraan, tempat kerja, sekolah bahkan rumah ibadah. Seolah ranah publik adalah lahan subur bagi kekerasan seksual. Is it voices or noises? - rudi

Pelaku kekerasan seksual bukan hanya perkara pelaku yang sangat asing bagi korban, malah bisa jadi merupakan pihak terdekat korban. Ranah privat bukan berarti ranah aman, bahkan dalam ranah keluarga juga tak luput dari adanya potensi kekerasan seksual. Dalam hubungan pacaran juga bisa terjadi abusive relationship. Is it voices or noises? - Irma

RUU Penghapusan Kekerasan Seksual resmi didepak dalam Prolegnas prioritas di tahun ini. Katanya "pembahasannya agak sulit" dan belum terlalu urgent untuk kondisi saat ini. Sebelumnya RUU PKS juga dituding sebagai upaya pelegalan "zina" dan LGBT oleh kelompok konservatif. Is it voices or noises? - Nita

Ngomentarin program Merdeka Belajar dari hulu ke hilir. Sekalian juga ngutarain pengalaman kami terkait sistem pendidikan di Indonesia dan gambaran sistem pendidikan lain yang mungkin kelak bisa diadaptasi. Langsung disimak frennn~ Is it Voices or Noises? - Irma, Rudi, Nita