1 Minute On-Air meira olivia

Asupan protein dibutuhkan untuk membentuk sel-sel tubuh, organ, otot, kulit, dan juga hormon. Tubuh membutuhkan protein untuk memelihara dan memperbaiki jaringan. Contoh makanan yang mengandung protein tinggi yaitu telur, gandum, dada ayam, beberapa jenis kacang, serta susu. Pola makan yang tinggi protein juga dapat membantu menurunkan tekanan darah, melawan diabetes. Reference Daily Intake (RDI) untuk protein adalah 46 gram untuk wanita dan 56 gram untuk pria. Mengutip Healthline, studi juga menunjukkan bahwa asupan protein bisa membantu menurunkan berat badan dan lemak perut sekaligus meningkatkan massa dan kekuatan otot.

Pada dasarnya, karbohidrat itu ada dua jenis, yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana ini paling cepat diserap dan diolah tubuh menjadi gula darah, contohnya seperti yang terdapat pada gula dan madu. Sedangkan sebagian besar karbohidrat kompleks bisa ditemukan di makanan pokok yang setiap hari kalian konsumsi, seperti pada nasi, kentang, singkong, serta makanan berserat termasuk sayuran dan buah-buahan. Nah, dari jenis-jenis tersebut, serat merupakan sumber energi yang baik. Karena tidak dipecah menjadi molekul gula, serat tidak akan menaikkan kadar gula darah secara signifikan, sehingga mengonsumsi makanan yang berserat tinggi seperti nasi merah, gandum, dan makanan whole grain lainnya sangat direkomendasikan, terutama bagi yang memiliki penyakit diabetes.

Mikronutrien atau zat gizi mikro adalah zat gizi yang dibutuhkan manusia dengan jumlah sedikit, seperti vitamin dan mineral. Tapi, zat-zat itu mempunyai peran yang sangat penting dalam pembentukan hormon, aktivitas enzim, serta mengatur fungsi sistem imun dan sistem reproduksi. Kekurangan zat gizi mikro seperti zat besi, yodium, vitamin A, folat, dan seng dapat menimbulkan konsekuensi yang merugikan. Setidaknya setengah dari anak-anak usia 6 bulan hingga 5 tahun di seluruh dunia menderita satu atau lebih kekurangan mikronutrien. Wah bahaya juga yah! Jangan sampai kalian kekurangan vitamin dan mineral. Ingat, selalu miliki pola makan yang sehat!

Makronutrien merupakan zat gizi yang dapat memberikan energi bagi tubuh, dan terdiri dari karbohidrat, protein dan lemak. Karbohidrat memberikan energi sekitar 4 kalori per gram, protein sekitar 4 kalori per gram, dan lemak memberikan energi sekitar 9 kalori per gram. Untuk saat ini, para ahli dari The United States Departement of Agriculture (USDA) merekomendasikan bahwa orang dewasa perlu mendapatkan 45-65% dari asupan kalori harian berasal dari karbohidrat, untuk protein, 10-35% dari kalori harian, dan untuk lemak, 20-35% dari kalori harian. Makronutrien menyediakan energi serta nutrisi untuk dapat mendukung ribuan reaksi yang diperlukan untuk sel, jaringan dan organ untuk tumbuh dan berkembang!

Nutrisi yang baik merupakan bagian penting dari gaya hidup yang sehat. Bila dikombinasikan dengan aktivitas fisik/olahraga, pola makan yang baik dapat membantu kalian mencapai dan mempertahankan berat badan yang sehat, mengurangi risiko penyakit kronis (seperti penyakit jantung dan kanker), serta meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Apa sih pentingnya nutrisi? Pola makan yang baik dapat mengurangi risiko beberapa penyakit, termasuk penyakit jantung, diabetes, stroke, mengurangi kolesterol tinggi, meningkatkan kemampuan untuk melawan penyakit, pulih dari penyakit atau cedera, dan meningkatkan energi kalian untuk beraktivitas loh!

Di antara aktivitas fisik/olahraga yang kita lakukan, selama sebelah kaki kita masih menumpu pada permukaan tempat kita menjejakkan kaki, maka aktivitas ini tergolong low impact exercise. Jenis latihan fisik ini diperuntukkan bagi yang sudah berusia lanjut (di atas 60 tahun) selain bagi mereka yang bermasalah dengan tulang punggung, lutut, dan penyakit sendi lainnya.
Semua jenis gerak badan dan olahraga yang mengangkat kedua kaki secara bersamaan, tanpa sisi sebelahnya yang masih menopang tubuh, tergolong high impact exercise. Contohnya aktivitas dengan gerakan melompat terbilang lebih berat dan berisiko menimbulkan cedera dibanding yang low impact, maka tidak dianjurkan untuk mereka yang sudah berusia lanjut. Olahraga high impact ini dianjurkan bagi yang berusia lebih muda, dengan catatan tidak punya masalah dengan tulang belakang, persendian, maupun otot. Semoga kalian sehat selalu!